Kamis, 20 Januari 2011

126 Perwira Menengah Polri (Ajun Komisaris Besar Polisi) Mengikuti Assessment Center Calon Kapolres Gelombang I Tahun 2011.


Pada hari Senin, 17 Januari 2011 s/d 28 Januari 2011 sebanyak 126 Perwira Menengah Polri yang berpangkat AKBP (Ajun Komisaris Besar Polisi) mengikuti assessment center atau uji kompetensi calon Kapolres yang diselenggarakan oleh Biro Pembinaan Karier SSDM Polri khususnya oleh Bagian Uji Kompentensi Biro Binkar SSDM Polri. Kabag Uji Kompetensi Biro Binkar Polri KBP. Drs. Untung Leksono menyampaikan bahwa peserta 126 ini merupakan gelombang I untuk tahun 2011 dan selanjutnya akan dilaksanakan gelombang berikutnya dari sejumlah 360 AKBP yang memenuhi persyaratan untuk dilakukan assessment atau uji komepetensi pada tahun 2011 ini.

Sebagai informasi assessment center (AC) adalah sebuah metode untuk menilai potensi seseorang dalam menangani pekerjaan yang akan datang maupun saat ini berdasarkan sejumlah parameter kompetensi dalam suatu organisasi.
Assessment center (AC) dipakai karena kemampuan prediksi yang tinggi, dikatakan gambaran kesesuaian antara AC dengan pandangan atasan sampai 95%, sedangkan jika hanya hasil AC saja prediksi kesuksesannya 70%.  Dalam AC menggunakan simulasi dan bahan tes yang realistis dan reliable serta menggambarkan situasi yang mirip dengan suatu posisi (pekerjaan) sehingga mampu menstimulasi tingkah laku dalam bekerja. Peserta mampu belajar mengenai dirinya baik melalui feedback session maupun selama proses. AC memiliki kadaluarsa 18-24 bulan karena berpandangan bahwa kompetensi setiap orang terus berkembang.
Tujuan assessment adalah kalibrasi atau memastikan kapasitas dan kemampuan yang dimiliki oleh individu sudah sesuai dengan yang diharapkan oleh organisasi. Menentukan prioritas area pengembangan bagi masing-masing individu sesuai dengan tuntutan, peran dan tangung jawab. Jadi sesungguhnya hasil assesment center ini adalah sebuah potret tentang kompetensi seseorang, bukan masalah lulus dan tidak lulus.
Terlihat disini dalam kegiatan assessment center bukanlah melihat what we believe we would do atau “apa yang kira-kira akan kita lakukan” akan tetapi wahat we do atau “apa yang benar-benar kita lakukan”.
Jadi assessment center adalah sarana untuk mengukur potensi manusia dengan cara memprediksi perilaku masa depan lewat penggunaan simulasi perilaku yang mengukur kemampuan candidate untuk menghadapi tanggung jawab masa depan.
Menjadi penting dalam assessment center adalah “Level Playing Field” atau “lapangan bermain yang berimbang”. Yang dimaksudkan adalah memungkinkan partisipan atau assessee untuk mendemonstrasikan kemampuan mereka terkait pekerjaan pada “lapangan bermain yang berimbang”, dengan membandingkan kemampuan dan perilaku mereka sesuai persyaratan kerja. Assessment center memberikan prediksi akurat tentang performa senyatanya dalam pekerjaan masa depan atau yang akan dihadapi.
Polri Compatancy Profile atau profil kompetensi Polri khsusnya Perwira Menegah Polri untuk calon Kapolres ini antara lain adalah :
1)            Lead by example.
2)            Passion and commitment.
3)            Act strategically.
4)            Integrity.
5)            Foresight.
6)            Inovation
7)            Developing others.
8)            Maintaining positive human relationship.
9)            Building trust.
10)       Motivating others.
11)       Influencing.
12)       Communication
Simulasi-simulasi khusus yang dilakukan dalam assessment center antara lain adalah :
  1. In-Tray exercise.
  2. Latihan analisis rencana bisnis, rencana strategis.
  3. Latihan penjadualan.
  4. Group discussion, rapat staff dan diskusi bersama kolega.
  5. Role play.
Dalam assessment center atau uji kompetensi kali ini Assessment center Polri menggunakan tiga cara, yaitu psikometri atau tes potensi koknitif, simulasi In-Tray dan LGD (Leaderless Group Discussion).
Ada 10 pertimbangan penggunaan simulasi dalam assessment center ini :
  1. Kelayakan simulasi untuk pekerjaan yang dituju atau disasar, apakah simulasi itu mewakili kegiatan kerja yang berlangsung sering dan penting.
  2. Kemungkinan observasi. Simulasi memiliki kemampuan untuk memunculkan kompetensi-kompetensi penting terkait pekerjaan, semakin banyak kompetensi yang dimunculkan semakin baik simulasi tersebut.
  3. Kenyamanan observasi.
  4. Efisiensi simulasi. Waktu, jumlah kompetensi yang dicakup, peralatan dengan harga khusus dan jumlah pemain peran.
  5. Validitas. Apakah simulasi ini mengukur kompetensi-kompetensi terkait dapat dilihat validitasnya.
  6. Tingkat kesulitan, dapat dilihat apakah layak untuk peserta yang ditujukan.
  7. Kontinyuitas tematik, “suatu hari dalam suatu kehidupan.... “.
  8. Realibility atau keandalan, terstrukturnya observasi dan proses evaluasi.
  9. Balance and diverse – different aspect of job. Keseimbangan dan dan keragaman sesuai dengan aspek pekerjaan yang berbeda.
10.  Fairness – standardised, clear and timely information to assessees. Kejujuran – informasi yang terstandart, jelas dan tepat waktu bagi peserta.
Hasil dari assessment center atau skala nilai kompetensi ada 6 tingkatan, yaitu :
1)       Distinguish (top rate performer), istimewa atau penampilan terbaik atau sering disebut Verry Hight (VH).
2)       Outstanding atau luar biasa, diatas kriteria yang diminta untuk kinerja yang sukses atau Hight (H).
3)       Accomplished atau baik, secara umum diatas kriteria, mutu dan kuantitas perilaku yang diminta atau Midle Hight (MH).
4)       Effective. Sesuai dengan kriteria, mutu dan kuantitas perilaku yang diminta atau Midle Low (ML).
5)       Inadequate atau kurang. Secara umum tidak sesuai dengan kriteria yang diminta atau Low (L).
6)       Weak atau lemah. Jelas dibawah kriteria yang diminta untuk preforma kerja yang sukses atau Very Low (VL).
Petugas assessor yang melaksanakan assessment center untuk para calon Kapolres ini, sesuai dengan surat perintah Kapolri Nomor : Sprint/24/I/2011 tanggal 7 Januari 2011 sebanyak 22 orang yaitu : KBP. Drs. Untung Leksono (Kabag Penkompetensi SSDM Polri) sekaligus sebagai Ketua Team dan koordinator assessor, KBP. Drs. Oerip Soebagyo (Penyidik Utama Bareskrim Polri), KBP. Drs. Hengke Kaluara (Sesro Paminal Polri), KBP. Drs. Djoko Prastowo (Kabag Infopers SSDM Polri), KBP. Drs. Bambang Ghiri (Ses Pusku Polri), KBP. Drs. Tri Nugroho (Analis Kebijakan Bidang Binkar Polri), KBP. Drs. Zulkarnain (Kabag Renmin Divhumas Polri, KBP. Drs. Rahmad Suparlan (Kabag Psipol Biro Psi Polri), KBP. Drs. Eko Indra Hery (Gadik Utama PTIK), KBP. Drs. E. Permadi (Kabag Mutjab SSDM Polri), KBP. Drs. Lotharia Latif (Kaden PJR Korlantas Polri), KBP. Drs. Yoyok Sri Nurcahyo (Karo Renbang Polda Sumsel), AKBP Drs. Arief Nurcahyo (Kabag Psi Polda Metro Jaya), AKBP Drs. I Ketut Suardana (Kasubbag Monev Bagkompeten SSDM Polri), AKBP Drs. Muchlis (Kasubbag Renprog Bagkompoten SSDM Polri), AKBP Drs. Novian Pranata, M.Psi. (Kasubbag Kompeten Bagkompoten SSDM Polri), AKBP. Dra. Eka Sariana (Kasubbag Seleksi Bag Psi Polri), AKBP. Drs. Solichin (Kasubbidpidum Divkum Polri), AKBP Dra. Dien Irhastini (Seslem Sepolwan Polri), Kompol Riny Wowor, M.Psi (Paur Subbag Psi SSDM Polri), AKP Aryuni, M.Psi (Pamin Subbagkompeten SSDM Polri).

0 komentar:

Posting Komentar